Charlie Hebdo & Zionis Global

0
95

CHARLIE HEBDO, majalah mingguan yang berbasis di Prancis menjadi “top brand” diawal tahun 2015. Dua bersaudara Said Koauchi dan Cherif menyerang kantor Koran tersebut, dan menyebabkan 12 orang tewas, salah satunya polisi wanita yang beragama Islam. Penembakan terhadap majalah Setir ini karena diduga akibat ulah koran tersebut, yang menerbitkan karton yang “diasumsikan”, sebagai nabi Muhammad saw. Charlie Hebdo merupakan majalah provokatif yang suka menghina agama Islam, termasuk juga agama lainnya.

Penyerangan ini telah menyebabkan jutaan rakyat Prancis mengutuk pelaku, dan media massa menyalahkan gerakan Islam radikal. Umat Islam di Prancis dan Eropa pada umumnya menjadi terancam akan dikriminalisasi, dan diintimidasi akibat generalisasi kebencian terhadap pembunuhan tersebut.

Disisi lain, penyerangan terhadap toko serba guna Yahudi, menyebabkan pihak keamanan memberikan perlindungan ekstra kepada umat Yahudi di Prancis. Yahudi bahkan mendapatkan pelayanan istimewa dari negara-negara Eropa. Menteri perumaham Israel Uri Ariel menyatakan akan mengusur penduduk Tepi Barat Palestina, dan membangun perumahan bagi Yahudi Prancis yang ingin pulang ke tanah yang dijanjikan.

Ada hal yang menarik menurut saya untuk ditelisik dalam kasus ini yaitu keterkaitan serangan terhadap majalah setir dengan serangan ke toko Yahudi. Apakah kasus ini murni serangan kebencian terhadap majalah penghina Nabi, atau ada konspirasi zionis, disaat Israel akan digugat ke mahkamah kriminal internasional dalam kasus genoside di Palestina serta serangan ke Gaza? Atau Zionis Yahudi mendapat profit dari serangan dua bersaudara, sementara Islam menjadi agama yang terus dijadikan sebagai agama teroris?

Siapa Charlie Hebdo?

Charlie Hebdo merupakan majalah mingguan yang mempunyai misi provokasi anti terhadap agama dan anti rasis. Majalah aliran kiri yang mempromosi pluralism ini melakukan berbagai provokasi dalam berbentuk; kartun, laporan, polemik dan jokes. Diotaki oleh editor Stphane Charbonnie, Hebdo telah membuat berbagai propaganda yang menghina simbol-simbol agama, baik agama Islam, Kristen, dll. Majalah yang pernah dilarang bereder tahun 1970 setelah mengejek kematian Presiden Prancis Charles de Gaulle, kembali dihidupkan pada tahun 1991, dan pada tahun 2006 majalah ini mempublikasikan karton Muhammad yang bersorban bom, dicetak ulang oleh Jyllands-Posten, Denmark. Berbagai edisi diterbitkan oleh majalah Satir ini terus menghina umat Islam, sampai pada 7 Januari 2015, dua pemuda Prancis keturunan Aljazair akhirnya menembak mati para penghasut Islam tersebut. Beberapa yang ditembak mati antara lain chief editor Charb, kartunis dan contributor lainnya seperti Cabu, Honere, Tignour, Wolinski, dll.

Kasus ini memberikan efek positif terhadap profit majalah anti-agama tersebut, dimana oplah penjualan meningkat tajam dari biasanya dicetak ribuan, menjadi jutaan. Setidaknya, lebih dari 5 juga eksamplar copy majalah dicetak kembali dengan sampul karton yang seolah-olah Muhammad. Begitupun, simpati berbagai negara barat terhadap majalah ini menjadi semakin masif, dimana setiap orang menggunakan kostum dan kampaye berbunyai Je Suis Charlie (Saya Charlie). Presiden Prancis, German, US, UK, dan 40 kepala negara lainnya menyatakan membela majalah yang pernah dilarang ini dengan alasan kebebasan berbicara (free of speech/ freedom of expression). Sebuah alasan yang sering diingkari sendiri oleh negara di Eropa, disaat orang berkata bahwa holocaust itu tidak ada, maka siapa yang mengingkari dianggap anti-Semitic, dan mereka di hukum.

Skenario Zionis

Kasus Charlie Hebdo bukanlah terjadi secara mendiri, tanpa ada kaitan dengan kasus lainnya. Kasus Charlie Hebdo merupakan episode lanjutan setelah kasus 9/11 WTO, dimana serangan yang dituduhkan dilakukan oleh Al-Qaeda telah menewaskan ribuan orang, dan tanpa seorangpun Yahudi tewas dalam insiden tersebut. 9/11 menjadi alasan menyerang Iraq yang menewaskan lebih kurang dua juta muslim di Iraq, dan jutaan lainnya menjadi terluka, lalu mengungsi ke berbagai negara. Lalu zionis menghacurkan Syria/Suriah, dan beberapa negara timur tengah lainnya, melalui gerakan mind control kelompok-kelompok radikal dan membawa bendera Islam.

Philippe Schmitd, seorang pengacara Yahudi dan wakil presiden liga internasioanl anti-rasisme dan anti semistic mengatakan bahwa serangan terhadap Charlie Hebdo merupakan moment yang indah untuk membangun kesatuan gerakan Yahudi se-dunia.

Salah satu gerakan Jews (Yahudi) global yaitu menguasai pemikiran (mind global) dan mendominasi seluruh dunia. Beberapa dominasi zionis global antara lain; World Trade Center, Port Authority of New York and New Jersey, Marvin Prescott Bush, Netanyahu dan Mossad, Micheal Chertoff, CIA, Bank for International Settlement, World Bank, IMF, Federal Reserve of US, The Anti-Defamation League, Adam Yahiye Gadahn, The Heritage Foundation, Republican Jewish Coalition, AIPAC, JINSA, WJC, Nancy Pelosi, Viacom, News Corporation, The Walt Disney Company, NBC Universal, Bloomberg News, Wikipedia, Google dan Myspace, Facebook, Microsoft, Apple, Boing, The Carlyle Group, Israel Weapon Industry, Starbuck, Levis Jeans, Orthodox Union, Fox dan berbagai multi national company yang menguasai bidang industry dan ekonomi di seluruh dunia.

Gerakan global zionis bagai darah yang mengalir dalam politik, keamanan dan ekonomi di dunia. Beberapa analis bahkkan menyimpulkan gerakan ISIS ditimur tengah merupakan bagian dari gerakan zionis dengan akronim #JSIS (Jewish State of Israel and Levant). Bahkan seorang Rabi Yahudi Rabbi Hirsh menyatakan bahwa: Seandainya ISIS memperlihatkan pola penyikasaan dan pembunuhan terhadap warga sipil tidak berdosa, anak-anak dan wanita tak berdosa, mereka mempunyai kesamaan dengan apa yang dilakukan oleh Israel. Ketika Ariel Sharon menyembelih ribuan warga sipil Palestina di Sabra dan Shatilla.

Disisi lain, gerakan ISIS juga tidak menunjukkan klaim melawan Israel dan Zionis, disaat Gaza di serang Israel secara membabi buta, ISIS memerangi umat Islam lainnya. ISIS juga mendeklari negara Islam yang sama pernah dideklarasi oleh pendiri Zionis Theodor Herzl, dimana Harzl menyatakan bahwa JSIS mencakup Lebanon, Jordan, Syria, Mesir, Irak dan Arab Saudi, yang sering juga disebut dengan Isreal Raya. Rabbi Fischmann pada tahun 1947 di berkata The Promised Land extends from the River of Egypt up to the Euphrates; it includes parts of Syria and Lebanon/tanah yang dijanjikan dimulai dari sungai Mesir sampai ke sungai Eufrat di Iraq, serta mencakup Syria dan Lebanon (Shakdam, 2014).

Carherine Shakdam dalam artikelnya Zionism and ISIS: Opposing Forces or Two Sides of the Same Coin? menyatakan bahwa berbagai fenomena menunjukkan bahwa gerakan ISIS dan Zionis mempunyai kesamaan ideology dan pola dalam melakukan pembantaian. Ahmed menulis dalam artikelnya How The West Created ISIS menyatakan bahwa Sejak 2003, kekuatan Anglo America secara rahasia dan juga terbuka telah mengkoordinasi untuk mendukung gerakan teroris yang berbasis Islam baik secara langsung maupun tidak, yang terkait dengan al-Qaida maupun yang berkaitan baik di Timur Tengah, Afrika dan Asia.

Disisi lain, scenario Zionis seperti disebut oleh Isreal Shahak dalam pengantar Greater Isreal: The Zionist Plan for the Middle East, menyatakan bahwa salah satu misi Isreal Raya yaitu memastikan gerakan pengembalian Yahudi ke tanah yang dijanjikan, termasuk mengusir setiap rakyat Palestina yang masih berada di West Bank dan Gaza.

Sehingga Menteri Pertahanan Iran bahkan mengklaim ISIS dan JSIS merupakan satu mata uang dengan dua sisi yang berbeda, dimana salah satu bukti, ISIS tidak mengerahkan mesin perangnya ke Isreal, melainkan terus bergerak ke Iran, Turki dan juga Arab Saudi, sebuah misis konspirasi Isreal untuk menghancurkan negara-negara Arab yang kuat menentang hegemoni Isreal di Timur Tengah. ISIS diakronimkan juga dengan Isreal Secret Intelligent Service.

Penembakan yang terjadi di Charlie Hebdo saja tidak memberikan keuntungan bari Isreal, tanpa terejadi penembakan di toko milik Yahudi. Isu yang berkembang kemudian tidak lagi terror terhadap penghina nabi saw, melainkan terror terhadap Yahudi di Eropa. Rencana membawa Isreal ke pengadilan kriminal internasional, karena melakukan perampasan tanah Palestina secara illegal, pembunuhan terhadap warga sipil tak berdosa di Gaza menjadi hilang dari perpolitikan global. Negara-negara Eropa, Prancis, Jerman, dan beberapa lainnya yang rencana mengakui secara dejure kemerdekaan Palestina, kembali bersimpati kepada Yahudi, Israel dan gerakan anti-semitic. Sementara upaya islamisasi Eropa oleh gerakan Islam sedunia menjadi terancam. Muslim kembali dicurigai dalam setiap aktifitasnya. Charlie Hebdo, dan penyerangan toko Yahudi di Paris menjadi episode lanjutan gerakan zionis global terhadap Islam yang mulai bersemi di benua biru. Tahun 2016, akan terjadi peristiwa yang sama, tapi tak serupa. Wallahualam.

Oleh: Chairul Fahmi
Dosen Prodi Perbandingan Mazhab, UIN Ar-Raniry

Previous articleCerdas Berislam Bagi Multi-Keshalehan
Next articlePengetahuan Dalam Al-Quran
Adalah Direkur Eksekutif pada The Aceh Institute 2011 – 2014. Ia juga tercatat sebagai Dosen di Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry, Darussalam Banda Aceh. Alumni Master in European and Policy (MAELP) University of Portsmouth ini pernah aktif diberbagai lembaga kemanusiaan International; Child Fund International, Canadian Red Cross, IOM, World Bank dan AJRC. Ia juga sebagai penulis aktif diberbagai Jounal dan media massa. Beberapa karyanya antara lain: Hukum dan Fenomena Sosial (2008); Islam Madani dalam Wacana (2008); The EU and Peace Building in Aceh (2010). Ia dapat dihubungi di email: chairulfahmi@acehinstitute.org

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.