AI: Masa Cuti Selesai, So What?

0
111

Banda Aceh. Menjelang hari H Pilkada, 15 Februari 2017, the Aceh Institute (AI) menduga akan adanya peluang peningkatan pelanggaran pilkada baik yang dilakukan oleh kontestan maupun pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab (OTK). Hingga hari ini saja, AI sudah mencatat adanya 22 kasus pelanggaran seperti perusakan atribut kampanye, bentrokan fisik, pengeroyokan, penikaman dan penganiayaan, penembakan, intimidasi dan pelemparan granat. Dalam pilkada sebelumnya (2012) tercatat ada 108 kasus kekerasan dengan modus dan pola yang sama (AI, 2012). Artinya terjadi penurunan signifikan, namun bukan berarti hal ini tetap dibiarkan mengalir tanpa pengawasan.

Dalam frame mengawal dan mewujudkan pilkada damai dan berkualitas, maka setiap tahapan dan proses pilkada harus sebisa mungkin meminimalisir potensi kekerasan yang ada, termasuk juga memperkecil ruang pelanggaran yang juga berpeluang dilakukan oleh para kandidat. “Salah satu ruang yang perlu ikut diawasi adalah fakta akan kembalinya petahana ke kursi jabatannya 3 hari sebelum hari pemilihan. Fakta ini memberi ruang akan adanya potensi pelanggaran juga,” pungkas Kika Darwin (Survei Manager, AI)

Sebagai bagian dari upaya pengawasan tersebut, AI akan mengadakan kegiatan Multi Stakeholder Meeting (MSM) dalam format FGD. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Selasa, 7 Februari 2017 bertempat di Hermes Hotel Banda Aceh dan diikuti oleh 30 orang peserta aktif yang merupakan representasi dari penyelenggara pemilu, pemerintah, GAKKUMDU, Tim Sukses, akademisi, Ulama, tokoh adat dan pegiat LSM.

Kegiatan akan dimulai dengan mendengarkan paparan ter-update tentang kondisi pilkada terkini dari lapangan, sesuai dengan temuan Tim AI yang selama satu bulan terakhir. Paparan ini diikuti pemaparan pandangan peserta dan ditutup dengan penyusunan rekomendasi dan rencana tindak lanjut (RTL).

“MSM ini adalah MSM kdua terakhir, dari 10 paket yang sudah kami rencanakan. 8 Paket sebelumnya telah kami lakukan di daerah. Dalam MSM kali ini kami mengundang Ibu Rini Daracora (JPPR) sebagai narasumber dan Raihal Fajri (KataHati Institute) sebagai pemandu acara,” tutup Kika

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.