- Judul : Aceh Election Policy Brief ; DOMINASI POLITIK KEKERASAN DALAM PEMILU DI ACEH
- Penanggung Jawab : Chairul Fahmi chairulfahmi@acehinstitute.org
- Tim Analisis
T. M. Jafar Sulaiman
tmjafar@acehinstitute.org
Rahmat Fadhil
rahmatfadhil@gmail.com
Aryos Nivada
aryos@acehinstitute.org
Baiquni Hasbi
baiquni@acehinstitute.org
Muhammad Syuib Hamid
musyu@acehinstitute.org - Monitoring & Evaluasi : Cut Famelia cutfamelia@acehinstitu te.org
- Layout/Tata letak : Arif Abdul Ghafur arifage@acehinstitute.org
- Tim Pendukung
Zuhri Sabri
zuhriasabri@acehinstitut e.org
Nur Azizah
azizah@acehinstitute.org
Yusri Aina
aina@acehinstitute.org - Tahun Terbit : Maret 2014
- Sinopsis : Aceh telah menggelar dua kali hajatan demokrasi pasca damai, yaitu pemilihan umum kepala daerah tahun 2006 dan pemilihan umum legislatif tahun 2009. Kedua pesta demokrasi tersebut dalam pelaksanaannya masih dominan dengan berbagai tindak kekerasan. Realitas yang sama juga terjadi dalam tahapan pemilu legislatif 2014 ini. Berbagai bentuk tindak kekerasan, intimidasi, teror dan pembunuhan silih berganti terjadi lagi. Pelanggaran terhadap aturan kampanye juga terjadi secara beriringan dengan berbagai tindak kekerasan itu. Kondisi dan situasi ini sangat riskan dan dengan sendirinya dapat mempengaruhi kualitas demokrasi, kualitas tahapan pemilihan dan kualitas hasil akhir pemilu legislatif 2014. Realitas tersebut berpeluang melanggar hak-hak sosial politik rakyat Aceh yaitu hak otonom dalam menentukan pilihan politiknya. Pilihan politik adalah hak asasi rakyat yang harus bebas dari intimidasi dan teror, termasuk rakyat Aceh. Dalam kondisi maraknya kekerasan terkait pemilu itu, melahirkan satu pertanyaan penting, akankah pemilu di Aceh akan berlangsung damai dan demokratis ?