- Judul Buku: Geunap Aceh: Perdamaian Bukan Tanda Tangan
- Sinopsis:Proses perundingan untuk menyelesaikan konflik Aceh yang hampir dua tahun tertutup, kembali dibuka setelah wilayah itu dilanda Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 lalu. Harapan damai yang hamper hilang sesaat setelah pemerintah Indonesia menetapkan Aceh sebagai wilayah darurat militer kembali muncul seiring dengan mengalirnya perhatian publik ke wilayah ini. Namun apakah proses damai kali ini akan berhasil mengakhiri konflik yang berakar (protracted conflict) yang sudah berlangsung selama beberapa dekade? Bagaimana anatomi konflik Aceh saat ini, dan elemen apa dari konflik itu yang sudah berubah akibat bencana yang merenggut lebih dari 120,000 jiwa itu?Serta apa pengaruhnya perubahan itu terhadap usaha mencapai perdamaian yang sustainable untuk menggantikan siklus kekerasan yang seakan sudah melekat dengan wilayah bernama Aceh itu?
The negotiation process to resolve the Aceh conflict that closed nearly two years, re-opened after the Tsunami hit the region on December 26, 2004. Almost lost hope of peace shortly after the Indonesian government establish martial law in Aceh as the region re-emerged along with the flow of public attention to this area. But if the peace process will succeed this time to end the conflict that is rooted (protracted conflict) that has been going on for decades? How does the anatomy of the conflict in Aceh today, and what elements of the conflict that has changed due to the disaster that claimed more than 120,000 lives it? And what effect this change was to attempt to achieve a sustainable peace to replace the cycle of violence that seemed to have attached to the region of Aceh’s called?
- Editor: Fajran Zain
- Penerbit: Aceh Institute Press Jl. Iskandar Muda SK III/12 Punge Blang Cut Banda Aceh, NAD, Indonesia 23234, Telepon 0651-41682, Email: info@acehinstitute.org, www.acehinstitute.org
- Tebal Halaman:
- Tahun Terbit: April 2010
- ISBN: 978-979-17858-4-6
