Covid-19 Dan Konspirasi

0
113

Oleh : Cut Muliati

Covid-19 menjadi trending pemberitaan karena penyebarannya yang sangat cepat dan sudah menginfeksi hingga 152 negara. World Health Organization (WHO) bahkan pada Awal 2020 sudah meningkatkan status Covid-19 menjadi pandemic, yaitu istilah untuk wabah/epidemic yang telah menyebar ke beberapa negara lain.

Bersamaan dengan pandemic itu, yang juga menyebar sama cepatnya adalah  berbagai asumsi dan dugaan tentang kemunculan Pandemic ini. Salah satunya adalah lahirnya teori-teori konspirasi yang mengasumsikan adanya aktor-aktor kuat yang telah merencanakan sesuatu yang jahat melalui penyebaran Covid-19 ini. Banyak pakar dan ahli intelijen dunia juga meyakini bahwa penyebaran Covid-19 tidak terjadi secara kebetulan. Covid-19 diduga hasil dari konspirasi yang memuat skenario, skema, dan desain tertentu yang dialamatkan kepada negara adidaya Amerika Serikat (AS).

Ada juga teori konspirasi ini yang menyebutkan bahwa virus ini adalah senjata biologis yang direkayasa oleh Biro Intelijen Amerika Serikat (CIA) sebagai cara untuk berperang di China. Ada juga yang meyakini bahwa Inggris dan Amerika Serikat memperkenalkan virus ini untuk menghasilkan uang dari industri vaksin, seperti keterangan mantan pejabat CIA, Phillip Giraldi (Strategic Culture Foundation edisi 5 Maret 2020). Phillip mencurigai Amerika dan Israel yang terlibat dalam produksi virus tersebut sebagai instrumen baru perang biologis. Hal ini diperkuat dengan keterangan ilmuwan di Galilee Research institute, Israel yang mengklaim telah memiliki vaksin terhadap virus corona dan siap didistribusikan dan digunakan dalam waktu 90 hari.

Pengamat Militer Indonesia, Wibisino menyatakan bahwa kecurigaan dan dugaan konspirasi terhadap bukan hal yang baru dan politik penuh dengan konspirasi (Gatra, edisi 25 Maret 2020). Aneh jika informasi menyebutkan Covid-19 bermula dari laboratorium Wuhan, China, sedangkan sampel lengkap dari virus ini justru hanya dimiliki laboratorium AS yaitu Bio-lab Militer – Fort Detrick, Maryland yang merupakan pusat penelitian virus ternama di Amerika.

Lebih jauh laporan Gatra menyebutkan, sebelum menjadi pandemic fasilitas utama bio-lab itu pernah ditutup tiba-tiba dengan alasan yang tidak jelas. Hal ini yang memicu banyak kecurigaan. Ditambah dengan fakta satu karyawan lab meninggal akibat Covid-19 yang diklaim dikarenakan oleh flu biasa.

Daniel Lucey dalam Science Magazine, menyebutkan bahwa infeksi pada mahusia pertama kali terjadi bukan di Wuhan, walau diduga pertama sekali terjadi pada tanggal 18 September 2019. Argumen ini peneliti dari China Academy Science yang menyatakan bahwa dari 41 pasien pertama yang dirawat dirumah sakit yang positif terinfeksi Covid-19 bermula pada tanggal 2 Desember 2019 dan tidak ada hubungan dengan pasar seafood. Data menunjukkan bahwa ke-41 pasien diatas tidak pernah ke pasar seafood.

Iran yang juga mendapatkan dampak pandemic yang dahsyat menolak bantuan Amerika. Ayatollah Khamenei mencaci Amerika Serikat. Menurutnya, iran menolak tawaran bantuan Amerika karena Amerika tidak jujur. Iran menuduh Trump ingin memanfaatkan kampanye “Tekanan maksimum” untuk mempersulit akses Iran ke pasar global. Dukungan untuk Iran datang dari Pakistan. Perdana Menteri Imran Khan menyerukan amerika untuk mencabut sanksi-sanksinya khususnya dalam masa-masa pandemic ini. Iran berada dalam kondisi sulit, karena selain menghadapi virus juga harus tetap survival akibat dari sanksi Amerika.

Banyak sekali penjelsan konspiratif yang muncul dan kita belum tahu mana asumsi yang lbih mendekati kebenaran. Apakah ini murni rekayasa genetika atau karena seleksi alam, kita tidak tahu. Mari tetaplah mencari informasi yang benar tentang ini hingga fenomena kasus COVID-19 ini terungkap tuntas. Sebarkan informasi yang benar dan tahan diri dalam men-share informasi yang berisi hoax. Silahkan berhipotesa untuk menemukan fakta, bukankah semua penemuan dan hal hal luar biasa di dunia ini dimulai dari hipotesa. So, bagaimana menurut pembaca,  yang pasti setiap orang memiliki persepsinya masing masing.

*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry, Mencermati dari Lamno*

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.