Ramadhan Di Tengah Pandemi

0
144

Oleh : Arsila Rizqa

Ramadhan tinggal menghitung hari. Bagi umat Islam Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nanti; bulan penuh rahmat dan ampunan, bulan diturunkannya al-Qur’an sebagai petunjuk bagi kaum muslimin, pembeda antara haq dan bathil. Ramadhan satu-satunya nama bulan yang diabadikan Allah SWT dalam al-Qur’an, di dalamnya terdapat malam yang digambarkan lebih baik dari seribu bulan atau malam lailatul qodar. Ramadhan adalah syahrul ‘adhim, bulan yang agung dan berlimpah keberkahan.

Dengan berbagai keistimewaan ini kita dianjurkan untuk bergembira dan bersukacita dalam menyambutnya. Kegembiraan menyambut Ramadhan juga menjadi salah satu tanda keimanan seorang muslim. Ibarat akan menyambut tamu agung yang dinanti-nanti, maka kita perlu mempersiapkan segalanya dan tentu dengan senang hati menyambut datangnya sang tamu.

Akan tetapi tahun ini, kegembiraan tersebut sepertinya harus diringi juga dengan kesedihan. Ada tamu tak diundang yang mungkin akan menemani kita selama Ramadhan nanti, bahkan beberapa bulan ke depannya, Pandemi Covid-19 yang sedang melanda berbagai belahan dunia saat ini. Bisa dipastikan suasan Ramadhan tahun ini akan berbeda dengan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya.

Jumlah infeksi Pandemik Covid 19 di Indonesia juga kian menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Hingga 14 April 2020 tercatat sudah ada 4.839 kasus positif dimana 426 kasus dinyatakan sembuh dan 459 kasus meninggal. Menghadapi ini pemeritah telah menghimbau seluruh masyarakat untuk selalu berdiam diri di rumah, menjaga jarak atau social distancing, menghentikan semua kegiatan-kegiatan rutin dengan memutus rantai penyebaran virus.

Semua narasi diatas ikut mempengaruhi kondisi psikologis masyarakat yang cemas dan rasa was-was terhadap kondisi dirinya apakah asih steril atau sudah terjangkiti. Kecemasan berlebih membuat mereka lebih menyediakan kesadarannya untuk mendalami Covid-19 dan kehilangan focus pada kegiatan-kegiatan lainnya, misalnya perhatian pada ritual penyambutan bulan Ramadhan.

Kementerian Agama telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) terkait Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di tengah Pandemi Wabah COVID-19. Edaran ini dikeluarkan pada hari Senin, 6 April 2020 yang ditujukan memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan Syariat Islam sekaligus mencegah, mengurangi penyebaran, dan melindungi pegawai serta masyarakat Muslim Indonesia dari risiko Covid-19.

Terdapat beberapa hal yang diatur sebagai berikut: Meniadakan shalat tarawih di masjid, melarang kegiatan buka puasa bersama, temasuk juga melarang para jamaah untuk melakukan iktikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Menurut Menteri Agama, Panduan tersebut dapat diabaikan apabila masing-masing daerah sudah dinyatakan aman dari wabah Corona. Pernyataan aman atau tidaknya merupakan bagian dari kewenangan pimpinan daerah.

Bulan Ramadhan harus dijadikan momentum untuk mempercepat penanganan Pandemi Covid-19 dengan semangat keagamaan.C ovid-19 bukanlah halangan untuk beribadah, hanya saja tata cara beribadah kali ini yang sedikit berbeda karena harus mematuhi protocol penanganan pandemic sesuai fatwa ulama dan arahan pemerintah atau Dinas Kesehatan

Umat muslim diharapkan agar menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan hingga memperbanyak kegiatan atau aktivitas di dalam rumah. Bulan suci Ramadhan di tengah Pandemi Covid-19 bisa dijadikan salah satu cara untuk menjadikan rumah sebagai pusat kegiatan keagamaan sementara.

Oleh sebab itu marilah kita sebagai umat islam selalu membersihkan jiwa dan raga, meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Jadikan bulan Ramadhan kali ini sebagai momentum refleksi dan muhasabah diri atas apa yang dilakukan sebelumnya, mungkin dengan adanya wabah ini Allah mengisyaratkan bagi umat muslimin untuk lebih banyak dalam mendekatkan diri dan memperbanyak ibadah kepada-Nya.

Mari kita berdoa semoga Pandemi Covid-19 ini segera berlalu agar kita bisa menjalani Ramadhan dengan tenang dan khusyu.

*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry*

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.