Oleh : Vera Widya
Covid-19 tak asing lagi di telinga kita. Beberapa bulan lalu dunia dikejutkan oleh wabah penyakit yang tak kasat mata tetapi mematikan. Pemerintah sudah berikhtiar melakukan berbagai cara untuk memusnahkan wabah ini. Tim para-medis lebih menguras tenaga dan bertarung nyawa, rela meninggalkan keluarganya demi menyelamatkan ribuan jiwa manusia.
Cepatnya penularan Covid-19 di Indonesia membuat semua orang panik, tidak terkecuali Civitas Akademika Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Setelah Surat Edaran Rektor terkait Tindakan Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease atau Covid-19 di UIN Ar-Raniry keluar maka semua perkuliahanpun dilaksanakan secara daring (online) dan seluruh kegiatan-kegiatan kampus dikurangi hingga saat ini sudah off total.
Tak hanya dunia kesehatan yang merasakan dampak Covid-19, namun dunia pendidikan juga ikut merasakan dampak dari Pandemi ini. Semua pendidik dan peserta didik diharuskan untuk tetap di rumah dan melakukan aktivtias rutin dari rumah. Hal ini tak mudah karena yang dibayangkan oleh peserta didik adalah sisi liburan saja, dan belakangan mereka dikejutkan oleh berbagai proses belajar-mengajar yang belum pernah mereka alami. Sebagian malah belum pernah mendengar istilah Belajar Online.
Belajar online mengharuskan pendidik dan peserta didik mempersiapkan bekal khusus seperti gadget atau laptop, aplikasi android, ketersediaan baterai, dan paket internet (kuota) agar proses belajar mengajar berjalan lancar. Tidak hanya mahasiswa saja yang tingkat pendidikannya tinggi yang belajar online, anak-anak yang berada pada tingkat pendidikan terendah seeprti Taman kanak-Kanak juga dituntut untuk melakukan belajar online dari rumah. Pendidikan saat ini sudah berbeda dengan pendidikan yang dulu dimana pendidikan yang dulu mengumpulkan peserta didik dan guru bertemu dalam suatu ruangan, sedangkan pendidikan sekarang jarak jauh sudah mengajarkan kita untuk belajar.
Dampak Covid-19 bagi dunia pendidikan sangat tidak mudah. Peserta didik diharuskan untuk tetap belajar melalui beberapa aplikasi edukasi seperti google class room, google meet, zoom, kulwap dan beberapa aplikasi sejenis lainnya. Proses perkuliahan tetap dijalankan dengan memberikan materi dan tugas secara daring –misalnya dengan aplikasi google class room—yang juga bisa untuk mengecek tugas-tugas yang sudah dikerjakan mahasiswa.
Sejumlah pelajar dan mahasiswa dari berbagai tingkat pendidikannya merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas secara online. Permasalahan utamanya adalah jaringan yang buruk yang mempengaruhi proses transmisi suara sehingga informasi yang didapatkan sangat terbatas, lambat dan mengalami gangguan (noises). Terlebih lagi bagi peserta didik yang tinggalnya di daerah pedalaman. Akibatnya ia terlambat dalam mengumpulkan tugas. Sangat disayangkan, bukan?
Cara pembelajaran seperti ini memaksa semua pihak untuk mengikuti alur yang telah ditetapkan. Intinya belajar tetap harus terlaksana. Beberapa hal mendasar dari proses belajar online ini adalah masalah penguasaan teknologi yang masih rendah, jaringan internet yang kurang memadai, dan biaya untuk mengisi data atau paket internet. Metode pembelajaran seperti ini sebenarnya tidak asing lagi dan bukan hal baru, sebab di negara maju sudah terbiasa.
Dibalik semua kesulitan itu terdapat juga beberapa manfaat positif salah satunya adalah baik pendidik dan peserta didik mereka sudah mampu menguasai teknologi pembelajaran online. Bagi pendidik ini merupakan tantangan terbesar.
Kebijakan belajar dari rumah telah memaksa pendidik dan peserta didik untuk menguasai teknologi pembelajaran ini sebagai kebutuhan dasar dan sebagai media pengganti pembelajaran dalam ruangan. Demi pendidikan, proses pembelajaran harus tetap belajar walaupun jarak jauh.
Dampak lain yang bersifat umum dari hadirnya pandemic ini antara lain kita bisa berkumpul dan bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, menjaga kesehatan dan kebersihan, tidak banyak menghabiskan waktu di tempat keramaian serta menjadi media penguat iman untuk lebih dekat dengan sang pencipta.
Semoga pandemic Covid-19 ini segera pergi dan segala aktivitas bisa kembali berjalan normal. Amin Ya Allah.
*Penulis adalah mahasiswa psikologi Uin Ar-Raniry Banda Aceh*