Oleh : Khairul Azmi
Peradaban bangsa Eropa yang terkenal dengan kemajuan teknologinya super modernnya, ternyata sangat banyak berhutang budi pada Islam dan para intelektual yang pernah dilahirkan Islam pada periode klasik (650-1250 M). Pada masa ini, peradaban islam sudah berada pada masa keemasaanya, sementara bangsa Eropa masih berada dalam kegelapan, mereka belum mengenal peradaban dan sangat tertinggal di semua lini bidang seperti bidang politik, ekonomi, pendidikan bahkan bidang teknologi, dan juga bidang-bidang lainnya. Bisa dikatakan, kala itu bangsa Eropa seperti negara-negara miskin sekarang ini yang berada di Asia atau Afrika dimana mereka sangat miskin dan umumnya masih buta huruf juga masih percaya pada tahayul-tahayul.
Pada periode klasik ini, Islam sedang berkembang pesat dalam semua bidang ilmu pengetahuan dimana Baghdad (ibukota Abbasiyah), Andalusia (Spanyol), dan sicilia menjadi pusat-pusat peradaban Islam kala itu, terkhusus di ibukota Abbasiyah yaitu Baghdad menjadi kota paling pesat perkembangannya, dan sangat kaya raya bagaikan kota-kota yang terdapat di Eropa dewasa ini. Kemajaun Islam bermula ketika adanya kegiatan penerjemahan buku-buku filosof Yunani oleh para cendikiawan Islam pada masa klasik tersebut atas perintah Harun Ar-rasyid (Khakifah ke-5 khalifah Abbasiyah).
Sejarah mencatat kira-kira enam abad sebelum masehi Yunani telah berkembang ilmu filsafatnya dan ilmu pengetahuan lainnya. Oleh Khalifah Al-Makmur (813-833 M) kemudian dibangun sebuah perpustakaan dan lembaga kajian ilmu pengetahuan yang bernama “Darul Hikmah” untuk kemudian menyimpan buku-buku terjemahan kemudian terus mengkaji dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
disebabkan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, pada masa itu didirikanlah universitas-universitas dunia Islam, diantara yang terkenal adalah Universitas Cardoba di Andalusia, Universitas Nizamiyah di Baghdad, dan Universitas Al-Azhar di Cairo, Mesir. Uniknya, mahasiswanya termasuk orang-orang Kristen yang berasal dari Eropa. Sehingga, pada saat itu lahirlah filosof-filosof dan ilmuan-ilmuan Islam ternama seperti Ali bin Rabbar al-Thabari yang merupakan dokter islam pertama, kemudian ada nama Ar-Razi yang mengarang dua ensiklopedia ilmu kedokteran dan juga Ibnu Sina (Averroes) yang menulis buku berjudul Al-Qanun Fil al-Thibb, karyanya ini masih menjadi rujukan ilmu kedokteran di dunia, kemudian ada nama Muhammad Musa Al-Khawarizmi yang ahli dalam bidang ilmu pasti, dan masih banyak ilmuan-ilmuan lainnya yang tidak sanggup disebutkan satu persatu.
Hal inilah yang kemudian membuat orang-orang Eropa termotivasi mencontoh dan mengadopsi peradaban Islam untuk menghalau ketertinggalan mereka, karenanya masa keemasan Islam tidak berlangsung lama, tercatat sejak abad ke-13 M, Kemajuan peraban yang mulanya berada di tangan Islam perlahan-lahan memasuki masa suram dan akhirnya tenggelam ketika abad modern datang, seiring kemunduran Islam, orang-orang Eropapun sadar atas ketertinggalan mereka dan berhasil menyedot ilmu pengetahuan yang mulanya ada di tangan Islam.
Selanjutnya, kemajuan yang sebelumnya berada di tangan Islam berpindah ke tangan bangsa Eropa, sehingga lahirlah era kebangkitan kembali yang disebut dengan Renaisans. Ironisnya, Sejarah Keemasan Islam di Andalusia berkahir dengan sangat tragis, umat islam tertindas ketika umat kristiani di bawah kepeminpina raja Ferdinand dan ratu Isabella menguasai Andalusia, mereka yang sangat membenci umat Islam memberi tiga pilihan : masuk Kristen, meninggalkan Andalusia atau dibunuh. Akibat dari kekejaman yang dilakukan olen koalisi Ferdinand-Isabella ini, membuat Islam di Andalusia Punah dan hanya tinggal sejarah.
* Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry*