Banda Aceh – Terkait wacana perlunya memunculkan Poros Parnas disambut baik oleh pengamat politik dari Aceh Institute, Teuku Muhammad Jafar Sulaiman. Menurut Jafar, selama 10 tahun demokrasi Aceh paska damai, keberadaan Poros Parlok sebagai institusi demokrasi masih belum begitu solid.
Sehingga poros parnas sangat perlu muncul sebagai kanalisasi akumulasi harapan-harapan perubahan bagi Aceh,” kata Jafar kepada aceHTrend, Kamis (9/6/2016) malam.
Dialektika politik Aceh, menurut Jafar bahkan juga perlu memunculkan poros di luar poros parlok-parnas dengan tokoh sentral Mualem dan poros parnas yang masih perlu memunculkan tokoh utamanya, bahkan poros independen.
Hal ini, katanya penting sebagai sebuah perbandingan bagi evaluasi dan refleksi 10 tahun damai Aceh
“Rakyat bisa membandingkan dan melihat segala kelebihan dan kekurangan parlok-parnas dan gabungan parnas, serta independen,” tambahnya.
Terakhir, Jafar mengatakan poros parnas dinilai juga penting untuk melihat komunikasi politik antara Aceh dan Jakarta, pintu komunikasi politik Aceh ke nasional harus lebih konprehensif dan besar.