Tips Berfikir Positif Hadapi Covid-19

0
141

Oleh : Muhammad Danilo

Pandemi COVID-19 menjelma menjadi teror bagi banyak orang hingga menimbulkan paranoid massal. Kondisi psikologis dan fisiologis pun terganggu akibat berita tentang wabah ini. Akibatnya muncullah gejala-gejal semu yang menyerupai infeksi SARS-CoV-2 seperti demam, sakit tenggorokan, dan batuk.

Menghadapi pandemi virus Corona tentu membuat setiap orang cemas, dan terus menerus memikirkannya. Ketika cemas, amygdala, pusat rasa cemas pada otak, merespons dengan mengaktifkan sistem saraf otonom secara berlebihan. Tubuh dibuat seolah-olah sedang menghadapi ancaman sehingga selalu siaga. Akibatnya gejala psikosomatik muncul, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, menciptakan rasa sakit di dada

Nah apa itu Psikosomatik? Psikosomatik merupakan kondisi ketika tekanan psikologis memengaruhi fungsi fisiologis (somatik) secara negatif hingga menimbulkan gejala sakit. Hal ini bisa terjadi lantaran adanya disfungsi atau kerusakan organ fisik akibat aktivitas yang tidak semestinya dari sistem saraf tak sadar dan respons biokimia tubuh. Penyebab psikosomatik inilah yang membuat manusia kesulitan untuk menjalankan aktivitas sebagai mana mestinya.

Tentu berpikir positif di tengah gelombang kabar mengenai corona itu akan meminimalisasi stress dan meningkatkan imunitas tubuh. Faktanya, berpikir positif adalah sumber daya utama bagi manusia selama menghadapi sebuah krisis, termasuk menghadapi pandemi virus Corona. Berpikir positif ini dapat memberikan efek yang baik bagi tubuh, antara lain: membuat bisa berpikir lebih jernih yaitu cara kita merasakan memengaruhi cara kita berpikir. Emosi positif meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, serta bagaimana menilai sebuah masalah, pengambilan keputusan, fleksibilitas kognitif, dan kreativitas. Sanagt berguna dan membantu orang dewasa, dan bahkan anak-anak menjadi lebih baik dalam menyelesaikan semua masalah yang sedang dihadapi saat ini.

Selanjutnya berfikir positif juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Sebuah penelitian dengan orang-orang yang terinfeksi virus influenza dan rhinovirus mengungkapkan bahwa mereka yang memiliki emosi positif lebih mungkin melawan gejala-gejalanya. Terakhir kekuatan dari berfikir positif ini dapat mempercepat pemulihan kardiovaskular. Penelitian telah menunjukkan, ketika mengalami emosi positif di balik peristiwa yang membuat stres, kita bangkit kembali dengan lebih cepat dan memiliki waktu pemulihan kardiovaskular yang lebih cepat. Pemulihan kardiovaskular adalah detak jantung yang lebih rendah dan tekanan darah yang lebih stabil. Kondisi ini salah satunya bisa diraih dengan berupaya menjadi positif.

Berpikiran positif juga mampu membuat imun menjadi kuat untuk melawan virus, berpikir positif ini memang tak mudah dilakukan dalam kondisi seperti saat ini. Belum lagi, untuk pasien yang sudah menderita kecemasan atau anxiety. Akan tetapi, berpikiran positif bisa saja dilakukan dengan menerapkan tips-tips berikut ini. Pertama, batasi nonton dan konsumsi berita tentang Covid-19, perlu diperhatikan sebisa mungkin kita harus membatasi diri untuk menonton atau membaca berita tentang update kasus virus corona di Indonesia maupun dunia. Saat ini pemerintah juga telah menyediakan infromasi melalui Whatsapp maupun website resmi. Hal ini dilakukan demi menghindarkan kita dari berita hoax yang akan membuat diri semakin cemas.

Kedua, ingatlah memori-memori indah untuk mengurangi kecemasan, akan sangat idela bila mengingat memori-memori indah dalam hidup.  Karena itu mari bantu diri kita untuk mengingat hal-hal yang positif, yang berkaitan dengan hidup kita dan orang-orang yang kita cintai. Kita bisa mengingat masa-masa indah seperti saat meraih prestasi puncak, atau saat melakukan kegiatan sosial, atau saat bersama pasangan. Bila tak ada memori indah yang positif, kita bisa menciptakan memori indah baru dengan berbuat baik seperti menyumbang untuk membantu menangani virus corona di Indonesia.

Ketiga, berfikir positif juga bisa ditingkatkan dengan berpikir bahwa kita sebenarnya masih memiliki tempat untuk bernaung, yakni rumah.  Seperti hal nya saat kita melihat kondisi diam di rumah dan stay at home, ada baiknya teman-teman melihat rumah adalah tempat bernaung, tempat kembali dan menjadi lebih baik lagi, sekaligus tempat untuk berkumpul dan bercengkrama dengan anggota keluarga kita.

Cara di atas bisa dilakukan demi membuat diri terus berpikir positif. Bila kecemasan melanda, kita juga bisa menjalin komunikasi dengan keluarga maupun teman dekat melalui media sosial maupun telepon. Kita bisa menceritakan kecemasan yang kita rasakan kepada mereka adan hal ini diyakini bisa mengurangi beban yang kita rasakan. Lakukan juga aktivitas-aktivitas bermanfaat seperti olahraga, berjalan santai, mendengarkan musik, atau hobi apapun yang disukai. Hal yang tidak kalah penting adalah berbaru bersama orang-orang yang memiliki pikiran positif.

Semoga semuanya kembali normal dan virus ini cepat berlalu, lalu kita kembali beraktivitas seperti sedia kala. Untuk sementara kita harus tetap di rumah untuk membantu pemerintah dan tenaga medis menghentikan penyebaran virus demi kebaikan bersama. Kita doakan semoga para pasien dan tenaga medis diberikan kekuatan dan bisa sembuh kembali.

Stay safe everyone….
*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi UINAR, Semester VI, Merefleksikan dari Aceh Tamiang*

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.