[Rabu, 6 Juli 2022] The Aceh Institute – “Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah solusi bagi ruang sosial yang merupakan pertemuan antara ruang privat dan ruang publik. Karena berbicara terkait Kawasan Tanpa Rokok (KTR), maka tidak akan terlepas dari perihal keselarasan pandangan hidup. Keselarasan pandangan hidup adalah proses meregulasi diri dimana hal ini mengatur keseimbangan antara individu dengan Tuhan, alam dan manusia. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) bukan berbicara tentang jenis atau zat, namun hal ini berbicara tentang etika dan harmoni dari keselarasan pandangan hidup. Sehingga penting bagi kita semua dalam menguatkan komitmen dari masyarakat dalam penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Banda Aceh,” tutur Muhammad Taufik Abda sebagai salah satu narasumber yang mewakili tokoh masyarakat. Rabu (06/07/2022).
Hal ini disampaikan dalam FGD yang diinisiasi oleh The Aceh Institute dan Katahati Institute bertema “Komitmen Masyarakat dalam Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Kota Banda Aceh”, bertempat di 3in1 Coffee.
Kegiatan ini mengundang tokoh masyarakat, manajer kafe, manajer resto, manajer warkop, asosiasi hotel dan resto, organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan, mahasiswa hingga aktivis anti rokok.
Narasumber selanjutnya, Siti Nur Zalikha selaku Akademisi UIN Ar-Raniry menyampaikan bahwa masyarakat memegang peran kunci dalam penerapan Qanun KTR ini. Seperti diketahui bahwa banyak dampak negatif dari rokok baik secara kesehatan maupun secara ekonomi. Menurutnya KTR ini dapat melatih toleransi antar masyarakat. Sehingga penting meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penerapan KTR karena Kawasan Tanpa Rokok dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
Khalida Zia selaku Direktur The Leader menambahkan bahwa, anak muda memiliki potensi dan peran yang besar dalam proses kampanye terkait Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Menurutnya, kampanye melalui online dan cara-cara kreatif memiliki dampak yang bagus dan luas. Hal-hal yang perlu dikampanyekan diantaranya seperti manfaat berhenti merokok, terkait hambatan sampai pengelolaan hambatannya. Isu-isu tersebut perlu dirangkai dari gagasan-gagasan kreatif, sehingga anak muda perlu mengambil peran ini.