Oleh : Nelci Ulfa
Pandemi Virus Corona (Covid-19) terjadi di awal tahun 2020, bermula di Wuhan, China pada tanggal 31 desember 2019 lalu menyebar ke seantero dunia. Hadirnya sangat meresahkan yang mebuat semua orang harus berdiam di rumah saja. Hal ini tentu sangat mengganggu siapa saja yang harus berkegiatan diluar rumah, bekerja dari rumah, dan berkampus juga dari rumah, hal yang tentunya tidak mudah.
Banyak hal yang harus kita ketahui bahwa selain berdiam di rumah, kita juga harus menjaga kesehatan, dan menjaga jarak demi menyelamatkan orang-orang yang disayangi, walau sesekali harus tetap keluar rumah untuk mencari nafkah. Sungguh menyiksa. Apa hikmah di balik semua ini?
Islam telah menjelaskan tentang wabah ini. Rasulullah bersabda: Tha’un atau wabah penyakit menular adalah suatu peringatan dari Allah SWT untuk menguji hamba-hamba-Nya. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.” (HR Bukhari-Muslim).
Hadis tersebut tidak mengajarkan kita untuk bersikap fatali dan pasrah pada nasib, berdiam diri tanpa melakukan pencegahan. Hal ini menjadi kritik bagi siapa saja yang berkata tidak takut pada virus corona, melainkan hanya takut pada Allah SWT saja. Sebuah sikap yang keliru. Mereka tidak mengerti bahwa Allah SWT juga membenci hamba-hambaNya yang berpasrah diri tanpa berusaha untuk menyelamatkan diri. Ucapan ini tidak juga sepenuhnya salah. Benar bahwa ketika kita telah ditakdirkan terdampak maka kemanapun berlari tetap saja akan terdampak. Namun usaha di awal tetaplah wajib.
Islam juga mengajarkan kita untuk saling tolong menolong. Membantu negara-negara yang tengah dilanda musibah, dan membantu sesama warga yang terdampak. Pemerintah mestinya mensubsidi ketersediaan msker, konon lagi tidak semua memiliki kemampuan ekonomi yang sama. Firman Allah: Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (QS. Al-Maidah: 2)
Kebaikan yang dimaksud dalam ayat tersebut mencakup kebaikan secara umum, sebagaimana kita diperintahkan untuk saling memudahkan satu sama lain, bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Kita juga perlu memotivasi dan memberi dukungan terhadap orang-orang yang sangat ketakutan akan adanya wabah virus Corona, bahkan ada yang mengalami depresi dalam merespon wabah ini. Darisanalah semua orang berperan untuk membantu menenangkan suasana. Konon lagi pihak keluarga yang merasa ada anggota keluarganya yang berstatus positif, bisa dipstikan mereka mengalami syok yang berlebihan. Apa lagi kita tahu bahwa mereka yang meninggal dunia karena wabah ini benar-benar tidak bisa diperlihatkan jenazahnya kepada keluarganya sendiri. Maka dari itu sayangi dan jaga selalu orang-orang yang kita cintai agar terhindar dari wabah virus corona.
Kita juga harus meminta pertolongan kepada Allah SWT agar dijauhkan dari wabah tersebut. Meminta bantuan Allah yang disertakan dengan istighfar kepadaNya. Berdo’a serta yakinkan bahwa wabah ini akan berlalu atas izin Allah. Ketika seorang hamba begitu yakin terhadap kekuasaan sang penciptaNya, maka Allah akan membuktikan kepada hamba tersebut akan kekuasaanNya. Yakin, yakinlah bahwa Allah adalah sebaik-baik pelindung. Senantiasalah berdoa kepadaNya, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang membutuhkannya.
Jadi, semua yang telah dijelaskan diatas adalah cara bagaimana kita menghadapi virus corona. Masyarakat tak perlu resah bagaimana menyikapinya. Tak perlu khawatir akan tak bisa keluar rumah untuk bekerja untuk keluarga. Kita bisa menerapkan hal-hal yang dianjurkan dalam Islam seperti, membaca bismillah ketika hendak berpergian, berzikir di sepanjang perjalanan, istighfarlah agar terhindar dari wabah yang mengerikan ini. Dan yang paling penting adalah, yakin terhadap kekuasaan Allah yang akan menghilangkan virus ini.
*Penulis adalah Mahasiswa Psikologi UIN Ar-Raniry Semester VI*