[Kamis, 15 September 2022] Balee Seumike – Dalam merespon fenomena gerakan terorisme yang muncul lagi di Aceh, The Aceh Institute menggelar diskusi publik dalam program Balee Seumike dengan tema “Menakar Gerakan Terorisme di Aceh“. Dipandu oleh Bella Elpira, S.IP. selaku moderator, acara diskusi berlangsung secara daring dari pukul 09.30 sampai dengan 12.00 WIB. Banda Aceh (15/09/2022).
Pada 4 Agustus 2022, Densus 88 Anti Teor menangkap 15 terduga teroris jaringan Jemaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di sejumlah daerah di Aceh, yakni Aceh Tamiang, Banda Aceh, Bireuen, Aceh Utara, dan Langsa). Salah seorang yang ditangkap diduga bertindak sebagai koordinator teroris wilayah Aceh kelompok JI.
Penangkapan teroris itu bukanlah pertama kali dilakukan di Aceh. Sejak tahun 2010 berbagai penangkapan anggota terorisme dilakukan. Diyakini, jaringan gerakan terorisme telah bersemayam jauh-jauh hari di provinsi ujung barat Indonesia ini. Beberapa pentolannya seperti Abu Sayyaf dan Abu Granat kini telah kembali ke kampung halamannya di Cot Seurani, Aceh Utara setelah ditangkap pada trahun 2010.
Tentu saja gerakan ini bukanlah khas Aceh. Di daerah lain jaringan ini bergerak dengan cara berbeda pula. Di Surabaya, gerakan ini melibatkan sebuah keluarga, terdiri atas suami-istri dan anak-anaknya. Kala itu, tahun 2018, keluarga ini melakukan bom bunuh diri di tiga lokasi berbeda. Belakangan, kelompok teroris ini lazim dikenal dengan terorisme keluarga.
Acara ini mengundang Kombes Pol. Dr. Dedi Tabrani, M.Si dan Dr. Al Chaidar sebagai narasumber. Selain aktif berkiprah di dunia kepolisian, Dedi Tabrani juga baru menyelesaikan studi doktoralnya pada Prodi Doktor Ilmu Kepolisian Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian. Disertasinya berjudul “Terorisme Keluarga: Pendekatan Interdisipliner Tentang Jaringan Ulama Kekerasan dalam Serangan Terorisme Bom Bunuh Diri Sekeluarga di Surabaya, 2018” dan kini telah dibukukan oleh Gramedia.
Dr. Al Chaidar merupakan akademisi di Universitas Malikussaleh Lhokseumawe. Karya-karyanya selama ini rajin membahasa tentang jaringan terorisme di Indonesia. Kepakarannya juga telah diakui secara nasional, beberapa stasiun televisi dan surat kabar nasional sering meminta pendapatnya atas berbagai peristiwa terorisme yang terjadi di tanah air.